Selasa, 10 Mei 2011

WikiLeaks: Situs Paling Berbahaya di Dunia


  WikiLeaks: Situs Paling Berbahaya di Dunia
  Pengarang
:
  Penerbit : Mizan Pustaka
  Format : -
 
 
Harga : Rp 37000

   
 







-


 
  Sinopsis
 
Video yang menggambarkan tentara Amerika menembaki warga sipil di Irak sambil tertawa-tawa itu menghebohkan dunia. Pengunggahnya adalah situs Web bernama WikiLeaks. Situs pembocor rahasia itu diduga mempunyai sekitar 250 ribu kawat diplomatik, tapi sampai hari ini baru membocorkan sekitar 2.500 kawat saja.  

Kebocoran WikiLeaks adalah kebocoran yang paling besar dalam sejarah intelijen. Dari bocoran-bocoran itu, terungkaplah konspirasi perang, korupsi korporasi, suap-menyuap bisnis minyak, dan tekanan-tekanan politik. Sudah pasti situs itu segera diserang. Pemimpinnya, Julian Assange, ditangkap dengan tuduhan yang direkayasa. Kisah kehidupan Assange “the Robin Hood of Hacking” ini tak kalah menariknya dibandingkan kisah WikiLeaks sendiri, karena ia punya masa lalu yang misterius.
Selain memuat bocoran-bocoran kontroversial, termasuk yang menyangkut Indonesia, buku ini juga menyingkap fakta-fakta kontroversial tentang Julian Assange dan WikiLeaks, antara lain:

Ø      Apakah benar markas WikiLeaks berada di dalam bungker yang tahan serangan nuklir?
Ø      Bagaimana cara kerja WikiLeaks sehingga bisa mendapat begitu banyak dokumen rahasia negara?
Ø      Siapa investor di balik organisasi ini? Benarkah George Soros ada di belakangnya?
Ø      Tahukah Anda bahwa Julian Assange itu kutu buku yang ber-IQ di atas 170?
“Buku ini adalah potret paling mutakhir kisah pengusung suara keterbukaan dalam berjuang melawan manipulasi informasi di dunia yang masih penuh sensor, ketertutupan, dan kerahasiaan.”
Idi Subandy Ibrahim, peneliti komunikasi politik


Karya Haris Priyatna ini penting karena fenomena WikiLeaks telah membuka mata banyak pihak mengenai berbagai kecurangan dan konspirasi tingkat tinggi.
Buku ini wajib dibaca!”
Aan Satriani, mantan redaktur Republika, Master of Arts in Journalism & Mass Communication di Griffith University, Australia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar