Senin, 25 Juli 2011

Peradaban Atlantis Nusantara




Berbagai Penemuan Spektakuler Yang Makin Meyakinkan Keberadaannya
Kategori: Isu Baru
ISBN: 978-602-9159-30-1
Ukuran: 15 x 23 cm
Halaman: 560 halaman
Terbit: Juli 2011
Harga: Rp. 74900
_________________________SINOPSIS_________________________


Kenyataan bahwa sebuah peradaban besar pernah mengambil tempat di bumi Nusantara kini bukan hanya cerita belaka. Berbagai penemuan spektakuler dan mencengangkan terbaru, diungkap dalam buku ini. Penulisnya adalah orang Indonesia, dan pembahasannya pun dikaitkan dengan beberapa teks yang termuat pada Kitab Suci. Sehingga siapa pun yang membacanya dapat mengambil manfaat besar dari berbagai sudut pandang. Sangat Lengkap, dan sesuatu yang direkomendasikan untuk dibaca. Ditemukan: • Piramida di Jawa Barat yang lebih besar dari piramida Mesir • Situs Gunung Padang di Cianjur • Situs Batujaya di Kerawang-Bekasi • Situs Pasemah di Pagar Alam, Sumatra • Relief-relief di Candi Penataran, Blitar. • Berbagai situs purba yang belum tereksplor, dll Ahmad Yanuana Samantho terlahir di Bogor. Ia tamat kuliah S-1 di FISIP-UT jurusan Administrasi (Manajemen) Pembangunan, (1998) dan S-2 Filsafat Islam di ICAS. Kini dia mengelola lebih dari 10 Blogsite, antara lain Reinventing Atlantis Sunda di http://www.atlantissunda.wordpress.com. Kini ia juga membina groups Atlantis Indonesia di FaceBook dan menjadi anggota Group Gregetnusantara di FB. Oman Abdurahman terlahir di Ciamis, 14 Desember 1961. Beliau Menyelesaikan S-2 Rekayasa Pertambangan Insitute Tehnologi Bandung, Bid. Hidrogeologi. Segudang pengalaman pendidikan, kerja, dan organisasi telah mewarnai hidupnya. Alamat email: o_arahman@yahoo.com dan omanarah@gmail.com
RATUSAN PECINTA ATLANTIS SELURUH INDONESIA PADATI UNIVERSITAS PARAMADINA

Kalau kita lihat linguistik kuno, bahasa Austronesia yang digunakan nenek moyang purba Asia Tenggara adalah bahasa ibu yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Tulisan paku yang terdapat di Mesir juga berasal dari tulisan Austronesia Asia Tenggara. Dengan demikian, semakin dekatlah thesis yang menyebutkan bahwa ada kemungkinan Asia Tenggara adalah ibu peradaban dunia

Ungkapan tersebut dikemukakan Prof. Dr. Abdul Hadi WM pada sebuah forum seminar nasional Peradaban Atlantis Nusantara yang berlangsung pada Kamis, 28 Juli 2011 di auditorium Universitas Paramadina, Jakarta. Acara yang digelar pada beberapa hari sebelum bulan suci ramadhan tersebut dihadiri lebih dari 300 peserta seminar. Kapasitas ruangan yang hanya berdaya tamping +/- 250 peserta tersebut  terasa sangat sesak dan tidak sanggup menampung ratusan peserta yang datang dari seluruh Indonesia.

Hadir  sebagai pembahas dalam seminar nasional tersebut Prof. Dr. Abdul Hadi WM, Dr. Radar Panca Dahana, Dr. Oman Abdurrahman dan Dr. Okki Oktariadi. Sementara Pembantu Rektor I Bidang Akademik Universitas Paramadina, Dr. Totok Amin Soefijanto hadir mewakili Dr. Anis Baswedan (rektor Universitas Paramadina). Acara yang dibuka oleh key note speaker, Dr. Effendi Ghazali (pakar komunikasi politik) tersebut juga dihadiri oleh Ismail Bonaventura (Bona) merwakili grup musik D’Cinnamons yang akan mengeluarkan lagu “Atlantis” sebagai lagu unggulan mereka di album ke-2 mereka yang sebentar lagi akan release.

Dalam pertemuan tersebut, Dr. Okki Oktariadi mengatakan bahwa hampir sebagian besar ilmuwan dunia mengklaim wilayahnya sebagai lokasi ditemukannya kota Atlantis yang hilang. Dari mulai wilayah di Spanyol, Jepang, Cina hingga Timur Tengah semuanya melakukan klaim. Hanya bedanya, pemerintah negara-negara tersebut memberikan perhatian lebih terhadap riset yang dilakukan para ilmuwannya. Hasil riset yang dikemukakan ilmuwan di setiap negara umumnya dijadikan dasar klaim politis untuk mendatangkan devisa melalui pariwisata. Beberapa Negara Eropa yang mengklaim wilayahnya sebagai lokasi tenggelamnya kota Atlantis banyak mengolah informasi tersebut menjadi dasar untuk mengekspos keindahan alamnya sehingga semakin banyak turis mancanegara yang berkunjung.

Dr. Radar Panca Dahana mengatakan bahwa sejak masa lalu Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat tinggi, namun karena dominasi sejarah dan politis temuan tersebut tidak muncul ke permukaan. Dr. Radar Panca Dahana berkata sebaliknya dengan Dr. Okki Oktariadi. Menurutnya, temuan Atlantis di Indonesia tidak hanya diartikan secara komersiil saja. Beliau percaya bahwa peninggalan kebudayaan tinggi yang banyak ditemukan di berbagai daerah memberikan identitas sebagai bangsa yang unggul dalam bidang-bidang tertentu. Peninggalan tersebut harusnya menjadi pijakan dalam memberikan titik tekan pembangunan di sektor mana yang didahulukan dan sektor mana yang dibangun secara berkelanjutan. Menurut beliau pembangunan selama puluhan tahun tidak memiliki dasar identitas yang jelas sehingga tidak aneh jika rakyatnya tidak hanya tidak merasakan pembangunan tetapi tidak mengenal identitas peninggalan peradaban dari nenek moyangnya sendiri.

Acara yang dihiasi hujan pertanyaan dan pernyataan tersebut diakhiri menjelang petang berakhir. Tidak lupa lantunan lagu “Atlantis” dari D’ Cinnamons menghiasi penutupan acara.


Sumber: Ufuk Publishing House

Tidak ada komentar:

Posting Komentar